Suasana Peringatan 10 tahun jabatan guru besar Prof. Amzulian. |
Tema yang diusung dalam kegiatan ini ialah mengenai sinergisitas akademisi dan media dalam membentuk opini yang berpihak dalam kebenaran. Didalam sambutanya, Prof. Amzulian Rifai mengungkapkan bahwa " Sebagai seorang Akademisi, saya mempunyai kewajiban untuk menulis dan menggiring opini maesyarakat di dalam menyikapi suatu peristiwa agar tetap berada di jalur yang dinamakan sebagai suatu kebenaran". Ia menambahkan bahwa acara ini sebenarnya sudah direncanakan sejak dua tahun yang lalu, namun barulah terwujud pada hari ini dan kebetulan sedang hangatnya isu mengenai pencalonan rektor dirinya sehingga dikesankan ini sebagai pencitraannya dirinya padahal itu hanya kebetulan saja. "Saya dilantik sebagai guru besar di Fakultas Hukum ini pada tanggal 30 April tahun 2005 yang lalu, saya juga berencana ingin menggelar sedikit pameran mengenai hasil-hasil tulisan saya yang jumlahnya hampir 800-an yang ingin saya tampilkan untuk menginspirasi kita semua yang ada disini, namun dengan kesibukannya saya akhir-akhir ini hanya sedikit tulisan yang dapat saya tampilkan hari ini.
Dalam peringatan 10
tahun jabatan guru besar Prof. Amzulian Rifai, S.H.LL.M., Ph.D, beliau juga
mengadakan acara diskusi publik yang bekerja sama dengan media-media lokal yang
ada di Sumatera Selatan, seperti Sumeks, Sripo, Sindo, TVRI, Berita Pagi. Acara
yang diskusi ini dipandu oleh `seorang
moderator bernama Dr. Zukifli Suherman yang merupankan dosen Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Sriwijaya kemudian sebagai Narasumber pada diskusi ini hadir
lima orang yang merupakan wartawan dan wartawati senior di sumatra selatan.
Pada sesi yang pertama, di isi oleh Hj.
Nurseri yang merupakan pimpinan redaksi dari Sumatra ekspres, di dalam
penuturannya beliau menyampaikan bahwa " Saya mengapresiasi dari langkah
yang dilakukan oleh Prof Amzulian yang dapat menghadirkan kami disini yang
kesemuannya merupakan pimpinan redaksi di berbagai media lokal di sumatra
selatan. Ini menunjukan bahwa prof. Amzulian menjaga komunikasi kepada seluruh
media dengan sangat baik sekali dan ini
sangat langka. Media dan perguruan tinggi itu saling membutuhkan, di satu sisi
perguruan tinggi mempunyai kewajiban di dalam melakukan pengabdian dan edukasi
pada masyarakat sedangkan di sisi lainnya Media membutuhkan perguruan tinggi
sebagai sumber dari pemberitaannya."
Pada sesi berikutnya
di isi oleh pimpinan redaksi dari Sriwijaya Post, Hadi Prayogo " Sebagai
seorang Akademisi, tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan menulis yang
baik tetapi juga harus mempunyai kemampuan berbicara di depan publik yang baik
juga dan hal itu dimiliki oleh seorang Prof. Amzulian Rifai. Unsri sebagai sebuah Perguruan tinggi yang memiliki
kewajiban untuk mencerdaskan dan melakukan kontrol sosial pada masyarakat
dituntut untuk mampu bekerja sama secara baik dengan media, namun terkadang
media kesulitan di dalam mencari siapakah
tokoh -tokoh Akademisi di Unsri yang tepat untuk menjadi narasumber
untuk membicarakan mengenai suatu pristiwa. Untuk itu dibutuhkan sesuatu yang dinamakan Unsri
Center, dimana di sana itu nantinya menjadi wadah berkumpulnya para akademisi
baik itu di bidang Hukum, Politik, Pertanian, Teknik dan lain sebagainya. Yang
nantinya akan memudahkan kami dari media yang kesulitan untuk menemukan
narasumber yang tepat. Sehingga akan memunculkan sinergisitas yang baik antara
perguruan tinggi dan media."
Kemudian giliran dari teman sekelas Prof.
Amzulian yang juga kebetulan merupakan Pimpinan Redaksi di harian Seputar
Indonesia Sumtra selatan untuk memberikan materi. Di dalam pemaparannya ia
menjelaskan bahwa "Sering kali saat kami sebagai media menemukan pakar
yang tepat untuk diwancari, namun
terkadang dengan berbagai alasan beliau
menolak untuk meberikan infromasi yang kami butuhkan karena takut meberikan keterangan yang salah atau tidak
siap dengan isi materi, padahal wartawan itu sangat senang sekali pada
narasumber yang secara cepat menaggapi dari permintaan untuk melakukan
wawancara itu. Dan pada mestinya sebagai narasumber jika tidak ingin salah
mereka hanya haruslah memilih kata-kata yang tepat untuk disampaikan agar tidak
memberika presepsi yang salah dimata publik."
Firdaus Komar dari
harian Berita pagi yang menjadi pemateri yang keempat menjelaskan bahwa "kami sebagai wartawan
memang sangat mengalami kendala di dalam mencari siapakah pakar yang tepat saat
terjadi suatu peristiwa, misalnya saat Palembang mengalami banjir, kami harus
mencari pakar tata kota nah di situ kami kebingungan siapa yang menjadi pakar
tata kota di Unsri. Padahal guru besar yang dimilik oleh Unsri ini banyak namun
tetap saja itu menjadi kendala bagi kami.
Padahal kami menghubungi para pakar ini tujuannya itu ialah kami ingin
mencari Alternatif atau jalan keluar dari suatu persoalan yang terjadi di
tengah masyarakat." kata beliau
Berikutnya Hadir
sebagai satu-satunya narasumber dari media pertelevisian lokal di Sumsel ialah Linda damayati yang merupakan pakar
komunikasi politik TVRI Sumatra Selatan. Di dalam penyampaiannya ia
mengungkapkan bahwa " Tidak semua orang berani tampil di depan layar
dan tidak semua orang juga mempunyai
kemampuan penyampaian yang baik ketika
ia berada didepan layar walaupun dalam kemampuan menulisnya itu sangat baik
tapi pada saat tampil di depan kaca ada
kalanya para pakar itu nilai-nilai keilmuannya dan analisanya itu tidak
muncul." tutur beliau.
Acara ini diakhiri oleh
pendapat dan tanya jawab dari para tamu undangan yang merupakan para
Akademisi, Wartawan dan tokoh-tokoh di Sumtra selatan. Di dalam penyampaiannya mereka mengungkapkan bahwa sangat setuju bahwa jika akademisi dan media itu saling membutuhkan namun di
setiap pihak mempunyai kendala masing-masing. Di pihak akademisi mengungkapkan
bahwa "Saat wartawan menghubingi kita itu waktunya sangat mepet kadang
kita harus memahami dulu materinya, kita harus membaca dan mengerti pokok
permasalahan itu. Di lain pihak wartawan menghubungi kita secara medadak dan
memberikan kami ruang sangat terbatas
sehingga itu membuat kita tidak berani untuk bicara karena kita tidak mau asal
bicara saja di depan media." kemudian di sisi lain salah seorang wartawan senior mengungkapkan agar " Nantinya
kita ingin Unsri itu memberikan kami list
Contact para pakar yang dimiliki
oleh Unsri agar memudahkan kami untuk menemui para pakar dan dapat secara mudah
serta efisien untuk berhubungan dengan
mereka."
ConversionConversion EmoticonEmoticon