Indralaya, Media Sriwijaya - Pembangunan
yang terus dilakukan di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, baik di kampus Indralaya
maupun kampus Palembang membuat Fakultas Hukum semakin dipandang highclass oleh lingkungan mahasiswa yang
ada di Universitas Sriwijaya itu sendiri. Pembangunan yang saat ini dilakukan
Fakultas Hukum Unsri merupakan suatu kemajuan yang signifikan terutama
dirasakan oleh mahasiswa Fakultas Hukum Unsri. Perkembangan serta kemajuan
Fakultas Hukum Unsri dapat
dibuktikan dari renovasi ruang 114 bertaraf
internasional, pembuatan kantin yang berbasis ala resto-mini serta pembuatan
taman dengan ramah lingkungan. Tidak hanya itu, Fakultas Hukum Unsri juga menerapkan
sistem baru dalam segi teknologi yang cukup canggih, yaitu dengan membuat absen
dalam bentuk fingerprint untuk pegawai staf
Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Sistem fingerprint tersebut baru diberlakukan di kantor dekanat yang
dikhususkan untuk pegawai Fakultas Hukum yang bekerja di Indralaya dan di
ruangan bagian akademik untuk pengawai Fakultas Hukum yang bekerja di Palembang.
Sistem fingerprint ini dapat
meningkatkan kinerja para pegawai staf karena sistem ini dapat mengetahui
kehadiran pegawai dengan akurat dan sistem kerja alat sidik jari ini merupakan
kemajuan Fakultas Hukum Unsri yang signifikan.
Kru
LPM Media Sriwijaya lantas mewawancarai salah seorang mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Sriwijaya bernama Peter. Ia mengungkapkan bahwa apabila sistem
fingerprint diberlakukan juga bagi mahasiswa, sebaiknya proses kehadiran
mahasiswa diabsen pada saat kuliah dimulai dan setelah kuliah. Sama halnya apa
yang diungkapkan oleh April salah satu mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Sriwijaya. “Sistem kehadiran sidik jari justru lebih efisien dalam pengabsenan
mahasiswa, sehingga tidak ada istilah lagi sistem titip kartu kuliah (KK) antar sesama mahasiswa” Tegas pria angkatan
2014 ini.
Pegawai FH UNSRI yang sedang menggunakan FINGERPRINT |
Dengan
demikian, pembangunan dalam segi teknologi di Fakultas Hukum membuat mahasiswa
semakin nyaman apabila diterapkan di lingkungan mahasiswa maupun dosen. “Jika
esensi belajar adalah kehadiran, maka sistem fingerprint sangat penting. Akan
tetapi, jika esensinya adalah proses
belajar, maka sistem ini tidak begitu penting karena belajar tidak hanya dapat
dilakukan di kelas tetapi dapat
dilakukan dimanapun seperti sistem belajar online yang selaras dengan
perkembangan metode pengajaran. Di satu sisi, sistem ini positif karena lebih
menertibkan administratif seperti dosen tidak harus mengabsen siswanya satu
persatu. Tetapi di sisi lain kehadiran mahasiswa merupakan suatu bagian dari
mekanisme belajar yang harus terpenuhi, karena syarat untuk mahasiswa mengikuti
UAS adalah minimal 80% kehadiran mahasiswa
dalam mengikuti perkuliahan, saya pikir program ini sangat positif” Ujar
Vegitya salah satu dosen Fakultas Hukum Unsri. Selain dapat menertibkan administratif,
ternyata sistem fingerprint kurang cocok untuk mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan semester lanjut karena mereka lebih banyak melakukan perkuliahan
dalam praktek lapangan sehingga menyulitkan mereka untuk mengikuti mekanisme
perkulihan yang baru” Lanjut dosen muda Antropologi Fakultas Hukum Unsri ini. “Untuk
para dosen sulit diberlakukan sistem fingerprint, karena kami bekerja sebagi
tim dan kami tidak hanya mengajar di Fakultas Hukum Indralaya saja. Akan tetapi
juga mengajar di Fakultas Hukum Unsri kampus Palembang dan berbagai kegiatan
lain di luar jam perkuliahan” Ujarnya mengakhiri wawancara.
Terlepas
dari itu, sistem fingerprint ini memudahkan mahasiswa serta dosen untuk
melakukan absen serta meminimalisir kecurangan mahasiswa yang sering menitip
kartu kuliah. Selain itu, sistem ini membawa pengaruh positif untuk
perkembangan teknologi di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang kita
cintai. (GTS&S3)
ConversionConversion EmoticonEmoticon